Kamis, 25 September 2008

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman tradisional yang telah lama dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Daerah-darah yang telah membudidaya tanaman nilam diantaranya: NAD, Langkat, Sidikalang (Sumatera Utara), Pasaman (Sumatera Barat), Majalengka Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Tengah. Tanaman nilam merupakan tanaman yang menghasilkan minyak atsiri (essential oil), yang di dalam dunia perdagangan internasional minyak nilam sering disebut Patchouli Oil Minyak nilam digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, aroma terapi yang berfungsi sebagai zat pengikat/fixative agent dan farmasi.
Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman ini memiliki harga ekonomi yang tinggi. Harga daun kering perkilonya dapat mencapai Rp 2.000, dan minyak atsiri perkilonya dapat mencapai harga Rp 200.000. Nilai ekonomi yang menjanjikan tersebut banyak menarik minat petani untuk membudidayakan tanaman tersebut.
Di dalam pengembangan budidaya tanaman ini banyak kendala yang dihadapi oleh petani. Salah satunya adalah serangan penyakit seperti penyakit layu bakteri, nematoda, budok, dan beberapa penyakit lain yang belum banyak diketahui. Penyakit yang paling sering menyerang tanaman yang dibudidayakan oleh petani adalah penyakit budok, yang disebabkan oleh serangan jamur Synchytrium sp. Jamur ini ditemukan berada di permukaan tanaman baik daun, batang maupun ranting, dan biasanya ukuran daun menjadi lebih kecil, bahkan nampak daun menjadi kerdil..
Adapun ciri-ciri nilam yang terserang jamur Synchytrium sp adalah: daun menjadi ungu kemerahan yang disertai dengan bengkak-bengkak, daun tetap hijau namun terdapat bengkak-bengkak kecoklatan, gejala bengkak-bengkak pada batang. Serangan jamur ini sangat meresahkan petani, sehingga perlu penanganan yang serius. Di dalam makalah ini akan dibahas secara mendetail tentang jamur Synchytrium, mulai dari deskripsi jamur, pola hidup, akibat yang ditimbulkan dan cara menanggulangi serangannya.

Tidak ada komentar: